Sabtu, 21 Januari 2023

KB DINGKLIK



Dalam rangka kampanye Keluarga Berencana, petugas BKKBN berkunjung ke daerah Sampang Madura untuk bisa berdialog langsung dengan para akseptor KB. Satu persatu Ibu-ibu di desa itu diajaknya bicara.

Petugas : "Bu Sadeni pakai apa, Bu?"

Bu Sadeni : "Pakai IUD"

Petugas : "Bu Kadir pakai apa, Bu?"

Bu Kadir : "Pakai susuk"

Petugas : "Bu Umar pakai apa, Bu?"

Bu Umar : "Pakai suntik"

Petugas : "Bu Bariya pakai apa, Bu?"

Bu Bariyah : "Pakai dingklik!"

Petugas : "Pakai apa Bu?"

Bu Bariyah : "PAKE DINGKLIK taiye!!!"

Petugas : "Aneh ini. Gimana caranya Bu?"

Bu Bariyah : "Suami saya sukanya main sambil 'diri Pak Penyuluh. Karena dia lebih pendek dari saya, maka dia perlu ancik-ancik ke atas dingklik. Ketika suami saya sudah mulai ngos-ngosan & merem-melek, Tak tendang dingklik-nya taiye!" Wkwkwkwk

Madu Asli



Once upon a time, ketika jaman kuliah, saya jalan-jalan di Malioboro. Saat itu pedagang kaki lima masih menguasai daerah tersebut. Hampir semua jenis dagangan berbau oleh-oleh khas Yogya bisa ditemukan di sana. Mulai dari batik, kerajinan tangan, kaos, sampai berbagai makanan khas kota pendidikan tersebut. Harga yang ditawarkan pun sebenarnya sudah sangat murah bagi para pendatang, namun bagi kami penduduk lokal, tips yang kami lakukan adalah dengan menawar setengah harga dulu. Jika gak dilepas, artinya modal mereka memang lebih dari setengah. 

Waktu itu saya sedang membutuhkan madu asli, dan setelah berjalan beberapa saat, saya menemukan seorang bapak tua yang membuka lapak madu di depan sebuah toko batik. Selain madu yang sudah dipajang di dalam botol sirup ukuran 400 ml, ada juga ember berisi madu dan sarang tawonnya. 

"Niki madu asli nggih Pak"
"Asli Nak"
"Pinten sak botol"
"Murah kok Nak, 50 ewu kemawon"
"Wah, tasih awis Pak. Biasane namung 25 ewu. Angsal nggih"
"Mboten angsal Nak. Rugi kulo"
"Lha kok?"
"Wong modal nggo tuku gulo jowone wae wis 30 ewu kok!"


Wkwkwk, gajadi beli deh..... 

Tabik
-haridewa-

Kelegen

PREMAN MALIOBORO JOGJA MABUK NING MALIOBORO SORE IKI MAU

Préman:
'Pak... Soto siji !!'

Tukang rondé: 
'Niki wédang rondé mas.

Préman:
'Halaah; nèk aku ngomong soto, yo soto...cepet !!!'

Bakul rondé bingung, cepet-cepet ngladèni.

Préman: 
'Nganggo sego !!!'

Tukang rondé wedi karo tambah bingung, cepet-cepet njupuk sego nggoné bakul sego sebelahé, trus dilungké preman kuwi.
Wédang rondé campur sego dipangan nganti ludes karo préman mau.

Tukang rondé mlongo bingung, terus takon :
'Waah...telas mas, pripun...éco to ???'

Préman: 
'Yo nèk pedesé pas, mung kelegèn koyo ronde'.
😆😆😆✌✌

Rabu, 18 Januari 2023

Hipnoterapis Gak Bener



Beberapa saat yang lalu ada yang mengirimkan humor ini kepada saya:


Seorang istri yang merasa agak depresi dan capek terus menerus, diantar suaminya ke seorang Hypnotherapist.

Setelah istrinya keluar dari ruang praktek, suami menyambutnya dan menanyakan: "Jadi apa yang di katakan hypnotherapist itu?"

Istri: "Katanya aku hanya sedikit stress, dan perlu refreshing"

Suami: "Refreshing apa yang ia sarankan?"

Istri: "Supaya mama mengambil liburan dengan pergi bertamasya ke negara-negara indah seperti Canada, Inggris, Skandinavia, Perancis, dan lain-lain."

Suami : "Bagus, kalau begitu ayo.... kita pergi secepatnya...!"

Istri: "Wah, Papa baik sekali... Kita pergi ke negara mana Pa?"

Suami "Kita pergi ke hypnotherapist yang lebih bener pikirannya."


Hehehe, Rupanya tidak semua hypnotherapist bener pikirannya….

Mimpi Basah

Setelah seharian berolahraga di salju, Jono dan teman-temannya yang sedang berlibur di Swiss kembali ke pondok mereka.

Karena kamar hotel mereka sangat kecil, mereka bersepakat untuk semua tidur di ranjang yang sama.

Jono berbaring di tengah dan kedua temannya berbaring di samping kiri dan kanannya.

Di tengah malam, teman di sebelah kanan  bangun dan berkata, "Aku bermimpi mendapatkan handjob terbaik yang pernah ada!"

Beberapa menit kemudian, pria di sebelah kiri juga bangun dan berkata: "Aku bermimpi mendapat handjob terbaik yang pernah ada!"

Jono menjawab, "Itu lucu, aku malah bermimpi sedang bermain ski."

Wkwkwkwkwk


Tabik7

-haridewa-

Pulang

Seorang residivis yang baru saja dibebaskan dari penjara merasa bosan dengan kehidupan normalnya. Maka suatu malam, dia kembali melakukan aksi jahatnya. Keahlian residivis ini adalah merampok rumah yang kurang pengamanannya. Malam itu dia mencoba masuk ke rumah mewah melalui atap. 


Ketika hendak turun melalui eternit dia melihat sebuah pemandangan indah yang telah lama tidak disaksikannya. Rupanya dia tepat masuk di kamar sang empunya rumah, seorang janda yang baru satu bulan ditinggal mati suaminya. Janda tadi tidur telentang hanya mengenakan daster putih yang transparan. 


Dengan menelan ludah residivis tadi memutuskan untuk menunda aksi merampoknya, dan mendekat ke ranjang sang janda. Sambil menempelkan parang ke leher sang janda, dia berbisik, "Pilih tamat atau nikmat!"


Daripada nyawa melayang, maka sang janda mesti merelakan memberikan kenikmatan kepada residivis tadi. Karena sama-sama sudah lama tidak mereguk madu asmara, mereka melakukan sampai berulang kali. Akhirnya sang residivis kelelahan dan tertidur di samping sang janda. 


Pagi hari, residivis tadi buru-buru berpakaian dan bersiap untuk pulang. Rupanya sang janda sudah bangun duluan dan bertanya, "Mau kemana Bang?"

"Pulang"

Gantian kini sang janda yang menempelkan parang ke leher residivis sambil berbisik, "Pilih pulang atau ulang!"


Wkwkwk



Tabik

-haridewa-

MASTER TRAINER

Suatu hari terjadi wawancara dari sebuah media masa kepada seorang master trainer yang sedang naik daun. Berikut petikan wawancaranya:


Wartawan (W) : "Selamat ya, saya dengar lembaga Anda sedang naik daun. Banyak instansi baik pemerintah maupun swasta yang menggunakan jasa lembaga Anda". 

Master Trainer (MT): "Ya, begitu deh"

W:  "Saya dengar Anda satu-satunya master trainer di lembaga Anda. Dengan reputasi dan prestasi sebesar ini bagaimana lembaga Anda memanage-nya?"

MT: "Dibutuhkan strategi dan kecerdasan tersendiri sehingga kami bisa establish sampai sebesar ini, bahkan di masa pandemi sekarang ini. Kami menggunakan keluwesan penari, kecepatan pelari dan ketangguhan samurai dalam mengambil kebijakan training  kami. Itulah alasan kenapa sampai sekarang klien-klien kami merasa kami manjakan sehingga mereka tak kan pernah pindah ke lain hati"

W: "Terimakasih atas pencerahan yang Anda berikan. Tapi Anda belum menjawab pertanyaan saya. Apakah benar,  Anda adalah satu-satunya master trainer?"

MT: "Oo itu. Gimana jawabnya ya. Kalau ini sih sebenarnya masalah yang agak sungkan saya menjawabnya, karena khawatir akan melukai hati beberapa pihak"

W: "Jadi, ini rahasia?"

MT: "Mmmm, gak juga sih. Tapi baiklah saya akan beberkan faktanya, tapi janji jangan sewot ya?"

W: "Ok"

MT: "Jadi gini, memang itu benar bahwa saya adalah satu-satunya master trainer di sini. Karena saya merupakan satu-satunya trainer pria, sedangkan sisanya merupakan mbakter trainer, karena mereka adalah trainer wanita. Ya kami adalah lembaga training bertaraf internasional yang masih sangat memegang budaya jawa"

W: @!?!?@


Loh, loh loh kok sewot? Khan tadi sudah janji untuk tidak sewot! 


Wkwkwk, serius amat sih bacanya! 


Tabik

-haridewa-


MASTER TRAINER LAGI


Seorang junior trainer sedang belajar dari seniornya, seorang master trainer. 

Junior Trainer (JT): "Pak, apa resepnya sehingga bisa menjadi master trainer?"

Master Trainer (MT): "Sampeyan pikir ayam goreng, pakai resep segala?"

JT: "Ngg anu pak, maksud saya apa tipsnya?"

MT: "Lha sekarang malah disamakan sama tukang parkir, pakai tip segala!"

JT: "Aduh, gimana ya ngomongnya. Itu lho, bagaimana caranya agar saya bisa seperti Bapak, menjadi master trainer"

MT: "Ooo ini to? Ngomong dari tadi! Itu sih gampang. Sebelum saya jawab, saya mau nanya dulu. Apa arti dari ter?"

JT: "Maksudnya Pak?"

MT: "Halah pertanyaan sederhana gini aja gak bisa jawab, kok mau jadi master trainer? Anda belajar bahasa khan? Coba apa arti ter pada terinjak, atau tersandung?"

JT: "Ooo kalau itu sih saya tahu Pak. Ter di sini artinya tidak sengaja"

MT: "Nah tuh cerdas. Anda tahu kalau saya orang jawa khan? Apa arti mas dalam bahasa jawa?"

JT: "Itu sebutan untuk pria yang lebih tua"

MT: "Nah, sudah tahu khan kenapa saya disebut master trainer?"



Oalah, rupanya ini masih membahas lembaga internasional yang masih sangat memegang budaya jawa itu! Wkwkwk...! 


Tabik

-haridewa-

Presiden atau Gembel

Ini adalah cerita humor yang sebenarnya sudah lama, namun tidak ada salahnya saya ceritakan lagi.


Ada sepasang suami-istri pengantin baru yang sangat ingin segera mempunyai anak, namun kalau nanti kalau anaknya sudah besar, mereka ingin anaknya menjadi orang top. Maka pergilah mereka ke dokter ahli kandungan yang sekaligus ahli bakat anak, untuk meminta nasehat.


Suami: "Dok, kami ini pengantin baru, kami ingin sekali segera mempunyai anak, tapi nanti kalau anak kami sudah besar, kami ingin anak kami menjadi orang top atau orang yang pintar, misalnya menjadi; insinyur, dokter, hakim, atau ilmuwan mungkin? Bisa nggak, Dok?"


Dokter: "Oh..., bisa! Bisa! Jangankan jadi insinyur, jadi presiden pun bisa!"


Suami: "Hah...?! Bisa jadi presiden?! Bener nih, Dok?!"


Dokter: "Iya..., bener! Tapi ada caranya, cara yang khusus."


Suami: "Seperti apa caranya, Dok?"


Dokter: "Begini..., ehemm..., nanti saat anda berdua berhubungan, jangan sampai terlalu dalam, apalagi sampai pangkal, jangan...! Di ujungnya saja. Nah..., kalau hanya sampai di ujungnya saja, nanti anak anda akan jadi presiden."


Suami: "Oh ya...?! Gitu ya, Dok? Mmm..., cuma di ujungnya ya...? Waduh...! Bagaimana kalau seandainya saya nggak tahan, terus saya tambah sedikit aja, nanti anak saya jadi apa, Dok?"


Dokter: "Yaaa..., kalau tambah sedikit lagi ya anak anda nanti turun derajat jadi menteri, atau pengusaha kaya."


Suami: "Oh gitu ya, Dok? Oke juga, tuh..., tapi kalau seandainya saya masih nggak tahan, terus saya tambah sedikit lagi sampai tengahnya aja deh..., kira-kira anak saya nanti jadi apa, Dok?"


Dokter: "Yaaa..., kalau sudah sampai setengahnya sih..., anak anda nanti jadi insinyur, arsitek, pengacara, dokter, hakim atau ilmuwan. Masih boleh lah..., masih jadi orang top."


Suami: "Oh gitu ya, Dok? Masih asyik, tuh..., oh ya Dok, kalau seandainya saya masih nggak tahan juga, terus saya tambah sedikiiii....tt lagi, anak saya nanti jadi apa, Dok?"


Dokter: "Waduuu...hh! Berat ini..., anak anda nanti bisa jadi tukang becak, office boy, atau kuli."


Suami: "Walaaa...hh! Tukang becak?! Waduh...! Gimana nih, ya? Terakhir nih Dok, kalau sendainya saya emang bener-bener udah nggak tahan lagi, terus saya habisin sampai mentok, anak saya nanti jadi apa, Dok?"


Dokter: "Jadi gembel!"


Suami: "Hah...?! Jadi gembel...?! Nggak! Nggak! Nggak deh, Dok! Saya nggak mau anak saya nanti jadi gembel, saya yakin bisa melakukannya, Dok! Saya mau anak saya jadi yang terbaik! Jadi presiden! Oke, Dok. Terimakasih atas nasehatnya, kami pamit pulang dulu."


Dokter: "Oke..., terimakasih kembali, good luck!"


Mereka berdua pun segera pulang ke rumah. Dan saat malam tiba, mereka segera melakukannya dengan menerapkan nasehat si Dokter tadi.


Suami: "Ma..., ayo Ma..., kita lakuin. Pokoknya papa mau anak kita jadi presiden. Setuju?"


Istri: "Mmmm..., iya deh..., terserah papa aja..."

Suami: "Yaaah..., yaaah..., yaaah..., jadi presiden..., jadi presiden..., hmm... hmmm..., tapi Ma..., waduh...! Papa jadi nggak tahan nih..., tambah dikit lagi ya Ma ya? Jadi menteri aja ya, Ma?"


Istri: "Oke deh Pa..., jadi menteri oke juga..."


Suami: "Yaaah..., yaaah..., yaaah..., jadi menteri..., jadi menteri..., heuh... heuh..., waduh, Ma...! Papa tambah nggak tahan nih..., jadi insinyur aja deh Ma...! Masih jadi orang top, kok...! Udah..., Papa janji, sampai setengah ini aja deh Ma..., Papa nggak nambah lagi, deh. Nggak apa-apa, ya Ma...?"


Istri: "Ho'ohhh... deh Pa..., nggak apa-apa! Insinyur...? Lanjut deh...!"


Suami: "Yaaah..., yaaah..., yaaah..., jadi insinyur..., jadi insinyur..., masih orang top..., masih oke kok..., nggak masalaaah..., insinyur kok..., tapi Ma..., waduh...! Waduh...! Papa makin nggak tahan nih Ma..., gimana nih Ma...? Waduh...! Terpaksa deh jadi tukang becak..., gimana nih Ma...? Waduh..., kasihan nih anak kita nanti... Waduuu....hh! Gimana dong, Ma...?"


Istri: "Ya udah deh...! Terserah Papa aja, anaknya mau jadi apa nanti...! Mama juga udah nggak tahan. Terusin aja deh Pa...!"


Suami: "Iya deh Ma..., anak kita gimana nanti aja deh..., huaduhhh..., tukang becak nih..., kasihan kamu nanti nak..., kasihan kamu..., walaaa...hh! Huaduuu...hh! Ma..., Ma..., Papa udah nggak tahan lagi...! Papa nyerah...! Papa udah nggak kuat lagi...! Habisin aja ya Ma...? Habisin ya...?"


Istri: : "Ho'ohhh deh Pa...! Habisin aja deh Pa...! Anak kita...? Auk ah gelap...! Cepet Pa..., habisin...!"


Suami: *"Aaaa.....hhh!! Gembel! Gembel deh...!!"*




Tabik ah

-haridewa-


 




 

Cooking Tree



Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih bekerja di perusahaan farmasi. Setiap kuartal pasti diadakan Business Review, guna memantau pencapaian sales tiap daerah. Saat itu sebagai Training Manager, saya sedang membersamai wilayah Jawa Timur. 


Business Review digelar di salah satu hotel bintang 4 di pusat kota Surabaya. Sudah menjadi kebiasaan, selain sebagai ajang review, momen seperti ini akan dijadikan acara temu kangen antar karyawan daerah tersebut. Dan tanpa dikomando pun, biasanya mereka akan membawa makanan khas daerahnya masing-masing. Saat itu kebetulan sedang musim mangga, maka mereka yang berasal dari Probolinggo membawa mangga harum manis kebanggaan kota tersebut. 


Selain dagingnya yang ranum dan montok, mangga harum manis terkenal dengan rasanya yang sangat manis. Sesuai namanya, aromanya tentu sangatlah memikat lidah sesiapa yang menikmatinya. Ketika coffee break sore, mangga itu termasuk dihidangkan sebagai tambahan snacks. 


Dan entah kenapa, setiap ada acara meeting semacam itu, coffee breaknya seolah membagi peserta meeting sesuai grade-nya. Staf kumpul dengan staf, supervisor kumpul supervisor, manager kumpul manager. Karena direktur hanya ada 1, maka biasanya dia ikut kumpul manager. 


Ketika mencoba mangga harum manis, direktur yang berasal dari Filipina ini terbelalak dengan kenikmatan mangga asal Probolinggo tersebut. Kontan dia bergumam dengan logat filipinonya yang kental, "Wow, very delicious ha!"


Salah satu manager langsung menimpali, "Of course Pak, because this mango is cooking tree"


"Pardon?" Pak Direktur agak bingung dengan jawaban managernya 

"Cooking tree Pak. Cooking tree!" jelas manager tadi berulang kali sembari tangannya memeragakan mangga yang dibrongsong agar matang di pohon. 

"What? I don't understand"


Segera saja saya coba jelaskan maksud dari sahabat manager ini. "These mangoes are very nice because ripen on the trees Pak"


"Oh, I see," jawab Pak Direktur sambil tersenyum. 


"Thanks ya Bro, udah bantu ngejelasin ke Pak Dir," kata sahabat manager itu ke saya

"It's OK Bro. Maksudmu tadi mateng po'on khan?"

"Iya. Ssst, jangan kasih tahu siapa-siapa ya Bro," ujarnya setengah berbisik. 


Karena peristiwa itu terjadi sudah lebih dari 10 tahun, maka tak ada salahnya jika saya ceritakan di sini. Bhuahahahaha


Tabik

-haridewa-

The Storyteller Therapist