Rabu, 18 Januari 2023

Cooking Tree



Cerita ini terjadi beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih bekerja di perusahaan farmasi. Setiap kuartal pasti diadakan Business Review, guna memantau pencapaian sales tiap daerah. Saat itu sebagai Training Manager, saya sedang membersamai wilayah Jawa Timur. 


Business Review digelar di salah satu hotel bintang 4 di pusat kota Surabaya. Sudah menjadi kebiasaan, selain sebagai ajang review, momen seperti ini akan dijadikan acara temu kangen antar karyawan daerah tersebut. Dan tanpa dikomando pun, biasanya mereka akan membawa makanan khas daerahnya masing-masing. Saat itu kebetulan sedang musim mangga, maka mereka yang berasal dari Probolinggo membawa mangga harum manis kebanggaan kota tersebut. 


Selain dagingnya yang ranum dan montok, mangga harum manis terkenal dengan rasanya yang sangat manis. Sesuai namanya, aromanya tentu sangatlah memikat lidah sesiapa yang menikmatinya. Ketika coffee break sore, mangga itu termasuk dihidangkan sebagai tambahan snacks. 


Dan entah kenapa, setiap ada acara meeting semacam itu, coffee breaknya seolah membagi peserta meeting sesuai grade-nya. Staf kumpul dengan staf, supervisor kumpul supervisor, manager kumpul manager. Karena direktur hanya ada 1, maka biasanya dia ikut kumpul manager. 


Ketika mencoba mangga harum manis, direktur yang berasal dari Filipina ini terbelalak dengan kenikmatan mangga asal Probolinggo tersebut. Kontan dia bergumam dengan logat filipinonya yang kental, "Wow, very delicious ha!"


Salah satu manager langsung menimpali, "Of course Pak, because this mango is cooking tree"


"Pardon?" Pak Direktur agak bingung dengan jawaban managernya 

"Cooking tree Pak. Cooking tree!" jelas manager tadi berulang kali sembari tangannya memeragakan mangga yang dibrongsong agar matang di pohon. 

"What? I don't understand"


Segera saja saya coba jelaskan maksud dari sahabat manager ini. "These mangoes are very nice because ripen on the trees Pak"


"Oh, I see," jawab Pak Direktur sambil tersenyum. 


"Thanks ya Bro, udah bantu ngejelasin ke Pak Dir," kata sahabat manager itu ke saya

"It's OK Bro. Maksudmu tadi mateng po'on khan?"

"Iya. Ssst, jangan kasih tahu siapa-siapa ya Bro," ujarnya setengah berbisik. 


Karena peristiwa itu terjadi sudah lebih dari 10 tahun, maka tak ada salahnya jika saya ceritakan di sini. Bhuahahahaha


Tabik

-haridewa-

The Storyteller Therapist 

Tidak ada komentar: